BANGSA INDONESIA KU
Kamis, 09 Oktober 2014
Rabu, 08 Oktober 2014
Contoh postingan pertama
Kepemimpinan (leadership)
telah didefinisikan dengan berbagai cara yang berbeda oleh berbagai orang yang
berbeda pula. Menurut Stoner, Kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai suatu
prosespengarahan dan pemberian pengaruh pada kegiatan-kegiatan dari sekelompok
anggota yang saling berhubungan tugasnya.
Ada tiga implikasi penting
dari definisi tersebut :
Pertama, Kepemimpinan menyangkut
orang lain – bawahan atau pengikut. Kesediaan mereka untuk menerima pengarahan
dari pemimpin, para anggota kelompok membantu menentukan status / kedudukan
pemimpin dan membuat proses kepemimpinan dapat berjalan. Tanpa bawahan, semua
kualitas kepemimpinan seorang mmanajer akan menjadi tidak relevan.
Kedua, Kepemimpinan menyangkut
suatu pembagian kekuasaan yang tidak seimbang diantara para pemimpin dan
anggota kelompok. Para pemimpin mempunyai wewenang untuk mengarahkan berbagai
kegiatan para anggota kelompok, tetapi para anggota kelompok tidak dapat
mengarahkan kegiatankegiatan pemimpin secara langsung, meskip[un dapat juga
melalui sejumlah cara secara tidak langsung.
Ketiga, Selain dapat memberikan
pengarahan kepada para bawahan atau pengikut, pemimpin dapat juga mempergunakan
pengaruh. Dengan kata lain, para pemimpin tidak hanya dapat memerintah bawahan
apa yang harus dilakukan tetapi juga dapat mempengaruhi bagaimana bawahan
melaksanakan perintahnya. Sebagai contoh, seorang manajer dapat mengarahkan
seorang bawahan untuk melaksanakan suatu tugas tertentu, tetapi dia dapat juga
mempengaruhi bawahan dalam menentukan cara bagaimana tugas itu dilaksanakan dengan tepat.
Kepemimpinan adalah bagian
penting manajemn, tetap tidak sama dengan manajemen. Kepemimpinan merupakan
kemampuan yang dipunyai seseorang untuk mempengaruhi orang-orang lain agar
bekerja mencapai tujuan dan sasaran. Manajemen mencakup kepemimpinan, tetapi
juga mencakup fungsifungsi lain seperti perencanaan, pengorganisasian dan
pengawasan.
Tujuan Kepemimpinan
Nampaknya sukar dibedakan
antara tujuan dan fungsi kepemimpinan, lebih-lebih kalau dikaji secara praktis
kedua-duanya mempunyai maksud yang sama dalam menyukseskan proses kepemimpinan
namun secara definitif kita dapat menganalisanya secara berbeda. Tujuan
kepemimpinan merupakan kerangka ideal / filosofis yang dapat memberikan pedoman
bagi setiap kegiatan pemimpin, sekaligus menjadi patokan yang harus dicapai.
Sehingga tujuan kepemimpinan agar setiap kegiatan yang dilaksanakan dapat
mencapai tujuan yang inginkan secara efektif dan efisien.
Fungsi kepemimpinan
Agar kelompok berjalan
dengan efektif, seseorang harus melaksanakan dua fungsi utama ; (1)
fungsi-fungsi yang berhubungan dengan tugas (“task-related”) atau
pemecahan masalah, dan (2) fungsi-fungsi pemeliharaan kelompok (“group-maintenance”)
atau sosial. Fungsi pertama menyangkut pemberian saran penyelesaian, informasi
dan pendapat. Fungsi kedua mencakup segala sesuatu yang dapat membantu kelompok
berjalan lebih lancar- persetujuan dengan kelompok lain, pnengahan perberdaan
pendapat, dan sebagainya.
Manajemen dan Organisasi
1)
Manajemen
Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan
sumber daya – sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi
yang telah ditetapkan. Atau lebih jelasnya manajemen dapat didefinisikan
sebagai bekerja dengan orang-orang untuk menentuakn, menginterpretasikan, dan
pengorganisasian (organizing), penyusunan personalia atau kepegawaian (staffing),
pengarahan dan kepemimpinan (leading), dan pengawasan (controlling).
Pola Umum Manajemen
·
Manajemen pada dasarnya adalah alat atau sarana daripada administrasi; Sebagai alat administrasi fungsi manajemen adalah menggerakkan
unsur statik daripada administrasi yaitu organisasi ; Dalam fungsinya menggerakkan organisasi, manajemen merupakan suatu
proses dinamika yang meliputi fungsi planning, organizing, actuating dan
lain-lain ; Proses manajemen selalu diarahkan untuk mencapai suatu tujuan
tertentu ;Dalam mencapai tujuan tersebut manajer sebagai pelaksana manajemen
menggunakan berbagai unsur yang tersedia dalam organisasi ; Penggunaan unsur-unsur manajemen tersebut selalu dilaksanakan
dengan seefisien mungkin berdasarkan prinsip-prinsip manajemen.
2)
Organisasi
Menurut Chester Bernard, Organisasi adalah sistem
kegiatan kerjasama (cooperative activities) dari dua orang atau lebih.
Menurut Dwight Waldo, Organisasi adalah struktur antar
hubngan pribadi yang berdasarkan atas wewenang formal dan kebiasaan-kebiasaan
di dalam suatu system adminstrasi.
Menurut G.R. Terry, Organisasi adalah berasal dari
kata organism yaitu suatu struktur dengan bagian-bagian yang demikian
dintegrasi hingga hubungan mereka satu sama lain dipengaruhi oleh hubungan
mereka dengan keseluruhan orang terdiri dua bagian pokok yaitu bagian-bagian
dan hubungan-hubungan.
Jadi Organisasi adalah wadah serta proses kerjasama
sejumlah manusia yang terkait dalam hubungan formal dalam rangkaian hirarki
untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Dari beberapa pengertian di atas ada tiga unsur yang
menonjol dan perlu diperhatikan, yakni :
·
Bahwa organisasi bukanlah tujuan, mulainkan hanya alat untuk
mencapai tujuan atau alat untuk melaksanakan tugas pokok. Berhubungan dengan
itu susunan organisasi haruslah selalu disesuaikan dengan perkembangan tujuan
atau perkembangan tugas pokok.
·
Organisasi adalah wadah serta proses kerjasama sejumlah manusia
yang terikat dalam hubungan formal.
·
Dalam organisasi selalu terdapat rangkaian hirarki, artinya dalam
suatu organisasi selalu terdapat apa yang dinamakan atasan dan apa yang
dinamakan bawahan.
Fungsi-Fungsi Organisasi :
·
Mengatur tugas dan kegiatan kerjasama sebaik-baiknya ;
·
Mencegah kelambatan-kelambatan kerja serta kesulitan yang dihadapi
;
·
Mencegah kesimpangan kerja ;
·
Menentukan pedoman-pedoman kerja.
Keuntungan-keuntungan
Organisasi :
Organisasi yang baik memberikan keuntungan sebagai
berikut :
·
Setiap orang akan mengerti tugasnya masing-masing ;
·
Memperjelas hubungan kerja para anggota organisasi ;
·
Terdapat koordinasi yang tepat antar unit kerja ;
·
Menggunakan tenaga kerja sesuai dengan kemampuan dan minat ;
·
Agar kegiatan administrasi dan manajemen dapat dilakuakn secara
efektif dan efisien.
Unsur-unsur Organisasi :
Pada hakikatnya organisasi terbentuk dari sekelompok
orang, kerjasama dan tujuan bersama.
KHARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN
Sifat-Sifat Rasul sebagai
Etos Kerja
Dalam Islam kepemimpinan
adalah bagian dari kepribadian Islam, sabda Rasulullah Saw. “ Setiap orang
dari kamu adalah pemimpin dan kamu bertanggngjawab terhadap kepemimpinan itu” (Shahih
Bukhari & Muslim)
Setiap manusia pasti
memerankan suatu kepemimpinan. Hadis Rasulullah mengatakan, “ Setiap anda
adalah pengasuh dan bertanggungjawab terhadap rakyatnya. Pemimpin adalah
pengasuh dan bertanggungjawab terhadap rakyat. Laki-laki adalah pengasuh
dikeluarganya dan bertanggungjawab terhadap asuhannya. Wanita adalah pengasuh
di rumah suaminya dan bertanggungjawab pada asuhannya, pembantu adalah pengasuh
harta majikannya dan bertanggungjawab pada asuhannya”. (H.R. Imam Bukhari
& Muslim).
Dimensi Moral Kepemimpinan
Akhlak seorang m,uslim
adalah tidak mengejar kepemimpinan untuk dirinya. Tidak merebut kepemimpinan
dari orang yang layak memiliki kepemimpinan itu. Apabila diberi tanggungjawab
kepemimpinan, sementara dia lemah dan sanggup memikul, hendaknya dia menolak tanggungjawab
itu. Kecuali, pabila dia yang harus memegangnya maka dia wajib melaksanakannya.
Bila menghindar berarti berdosa, dan bila dia melaksanakan kewajiban itu dia
mendapat pahala. Nash-nash berikut ini menjelaskan hal tersebut di atas :
·
Jangan meminta dan jangan memberikan amanah kepada orang yang
berambisi / meminta dijadikan pemimpin.
Dari Abu Hurairah,
rasulullah Saw bersabda “ Sesungguhnya kalian akan berambisi memperoleh
kepemimpinan dan itu akan menjadi penyesalan nanti pada hari kiamat. Alangkahnya
bahagianya orang yang terus menyusui (melaksanakan tugasnya) dan alangkah
buruknya orang yang menyapinya (melalaikan tugasnya) “ (H.R Bukhari &
Nasai)
·
Jangan menolak bila diberi amanah / kepercayaan
Dari Abu Dzar katanya “Aku
masuk menemui Nabi bersama-sama dengan dua orang anak, pamanku, satu
diantaranya” Wahai Abu Dzar Sesungguhnya kammu lemah dan tugas itu amanah dan
(dapat mengakibatkan) kehinaan dan penyesalan pada hari kiamat. Kecuali bagi
orang yang mengambil dengan benar dan melaksanakan amanah yang diberikan
kepada” (H.R. Muslim)
Kepemimpinan yang Efektif
·
Menciptakan wawasan untuk masa depan dengan mempertimbangkan
kepentingan jangka panjang organisasi.
·
Mengembangkan strategi yang rasional untuk menuju ke arah wawasan
tersebut.
·
Memperoleh dukungan dari pusat kekuasaan dan seluruh anggota.
·
Memberi motivasi yang kuat kepada kelompok inti dan seluruh
anggota untuk mencpai tujuan organisasi.
Ciri-ciri Pemimpin Islam
·
Setia ; pemimpin dan orang yang dipimpinnya terkait kesetiaan kepada
Allah
·
Tujuan Islam secara menyeluruh
·
Berpegang pada syariat dan Akhlak Islam
·
Pengemban amanat / bertanggungjawab.
Prinsip Dasar Operasional
Kepemimpinan Islam
·
Musyawarah
·
Adil
·
Kebebasan berfikir
Karakter Kepemimpinan
Islam
·
Tahu kemana harus diarahkan, kuasai waktu dan jangan biarkan waktu
mengontrol anda dengan menjadikan setiap saat bekerja untuk Islam.
·
Mengarah pada hasil yang kongkrit, memusatkan perhatian diri pada
hasil, ketimbang pada pekerjaannya itu sendiri.
·
Membangun kekuatan bukan kelemahan, termasuk diri anda dan para
sahabat anda, akui kelebihan orang lain tanpa merasa kedudukan anda terancam.
·
Memusatkan perhatian pada beberapa bidang utama, dimana kerja
keras secara terus menerus yang akan memberikan hasil yang cemerlang.
·
Bertawakal kepada Allah dengan meletakkan cita-cita yang tinggi,
jangan batasi diri anda pada persoalan yang mudah dan aman.
Sifat “mutu” yang harus
dimiliki pemimpin
·
Akhlak yang baik
·
Memiliki daya imajinasi
·
Berfikir menurut fungsinya
·
Mampu bersikap adil kepada semua
·
Memiliki banyak minat
·
Bersikap sebagai pendidik
·
Memiliki emosional yang matang
·
Bersikap sebagai perencana
·
Mampu menghormati diri dan orang lain
·
Teguh, tegas, mampu mengorganisir dengan rapi
·
Bersemangat, energik, bersifat sebagai pelatih
·
Ekspresif (berbicara dan menulis)
·
Logis, berpikir selalu tajam dan selalu siap
·
Bertanggungjawab, kreatif dan pekerja keras
·
Setia kepada semua kepentingan
Tipe-tipe Kepemimpinan
Dilihat bagaimana pemimpin
itu menggunakan kekuasaannya, ditentukan tiga buah tipe dasar, yakni :
1)
Tipe Otoriter (autocratic)
Pemimpin yang bertipe demikian dipandang sebagai orang
yang memberikan perintah dan mengharapkan pelaksanaannya secara dogmatis dan
selalu positif. Dengan segala kemampuannya, ia berusaha menakut-nakuti
bawahannya dengan jalan memberikan hukuman tertentu bagi yang berbuat negatif,
dan hadiah untuk seorang bawahan yang bekerja dengan baik (correct).
2)
Tipe Demokratis atau Partisifasi
Pemimpin demikian mengadakan konsultasi dengan para
bawahannya mengenai tindakan-tindakan dan keputusan-keputusan yang diusulkan /
dikehendaki oleh pimpinan serta berusaha memberikan dorongan untuk turut serta
aktif melaksanakan semua keputusan dan kegiatan-kegiatan yang telah ditetapkan
itu.
3)
Sedang pada tipe yang terakhir,
Pemimpin sangat sedikit menggunakan kekuatannya,
bahkan memberikan suatu tingkatan kebebasan yang tinggi terhadap para
bawahannya atau bersifat “Free rein” (Laissez Faire) di dalam segal tindakan
mereka. Pemimpin demikian biasanya mempunyai ketergantungan yang besar pada
anggota kelompok untuk menetapkan tujuan-tujuan dan alat-alat / cara
mencapainya. Mereka (para pemimpin ‘ laissez faire’) menganggap bahwa peranan
meraka sebenarnya sebagai orang yang berusaha memberikan kemudahan (fasilitas)
kerja para pengikut, umpama dengan jalan menyampikan informasi kepada
orang-orang yang dipimpinnya, serta sebagai penghubung dengan lingkungan yang
ada di luar kelompok.
Unsur-unsur Manajemen
Unsur dasar yang merupakan
sumber yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan dalam manajemen adalah :
·
Man (manusia)
·
Material (bahan)
·
Machine (mesin / alat)
·
Methods (tata kerja)
·
Money (uang)
·
Market (pasar)
Unsur Manusia dalam
Manajemen
Manusia salah satu dari
unsur manajemen yang merupakan motor penggerak bagi sumber-sumbe dan lat-alat
baik yang bersifat “ Human Resources “ maupun “Non Human Resources”
dalam suatu organisasi.
Tingkatan Manajemen
Manajemen dalam
organisasi, Pemimpin (manajer) dapat dibedakan menurut tingkatan dan jenis
pekerjaannya, yakni :
1)
Menurut tingkatannya (hierarchie), pimpinan dalam
organisasi dapat dikelompokkan sebagai berikut :
·
Manajemen Puncak (Top Management)
·
Manajemen Media (Middle Management)
·
Manajemen Rendah (Lower Management)
2)
Apabila dilihat dari Pembagian Kerjanya,. Yaitu antara kerja
“pikir” dan kerja “fisik”, dapat dikelompokkan sebagai berikut :
a)
Admistrative Management, pada tingkat “Top Management
b)
Middle Management, pada tingkat “Pimpinan Menengah”
c)
Supervisory Management, ada di tingkat “Paling Bawah”
Pada tingkatan Admistrative
Pemimpin lebih banyak menggunakan kerja pikir daripada kerja fisik
dalam memipin organisasinya, misalnya menentukan tujuan organisasi, perumuan
kebijakan, penggerakkan kelompok pimpinan pada tingkat lebih rendah dan
memikirkan hal-hal yang sifatnya lebih menyeluruh. Untuk itu “Manajerial Skill”
lebih dibutuhkan.
Pada tingkat Middle
Management, dalam tugas kegiatannya sehari-hari antara kegiatan pikir
dan fisik hampir sepadan ; kedua-duanya dilaksanakan hampir serentak dan
bersama-sama. Sebaliknya pada tingkat Supervisory Management,
dalam tugasnya sehari-hari pimpinan lebih banyak mempergunakan kerja fisik dari
pada kerja pikir. Untuk itu ia lebih banyak membutuhkan “technical Skills”
daripada “Managerial Skills”.
ORGANISASI SEBAGAI ALAT
PERJUANGAN
Ada berbagai macam tipe
organisasi, yang umum dikenal yakni :
a.
Bentuk Lini
Yang pertama ini sering pula dinamakan :bentuk lurus”,
“bentuk jalur” dan “bentuk militer”. Bentuk lini ini mula-mula diperkenalkan
oleh seorang ahli adminstrasi berkebangsaan Perancis, Henry Fayol. Bentuk lini
dipandang sebagai bentuk yang paling tua dan dipergunakan secara luas pada masa
perkembangan industri pertama. Organisasi ini banyak dipergunakan di lingkungan
militer dan perusahaan-perusahaan kecil.
Ciri-cirinya :
·
Garis komando langsung dari atasan ke bawahan atau dari pimpinan
tertinggi ke berbagai tingkat operasional.
·
Masing-masing pekerja bertanggungjawab penuh terhadap semua
kegiatannya.
·
Otoritas dan tangungjawab tertinggi pada puncak makin lama makin
berkurang menurut jenjang.
·
Organisasinya kecil, begitu pula karyawannya sedikit.
·
Hubungan kerja antara pimpinan dan bawahan bersifat langsung.
·
Tujuan, alat-alat yang digunakan dan struktur organisasinya masih
sederhana.
·
Pemilik organisasi biasanya menjadi pimpinan tertinggi.
Keuntungan organisasi yang
berbentuk lini :
·
Kekuasaan dan tanggungjawab dapat ditetapkan secara definitif.
·
Orang yang mempunyai kekuasaan dan tanggungjawab diketahui oleh
semua pihak.
·
Proses pengambilan keputusan berjalan dengan cepat, karena jumlah
orang yang perlu diajak berembuk tidak begitu banyak.
·
Disiplin mudah dipertahankan.
·
Solidaritas para anggota masih besar, karena masih saling kenal
mengenal.
·
Tersedianya kesempatan yang baik bagi pimpinan organisasi untuk
mengembangkan bakat-bakat pemimpin.
b.
Bentuk Lini dan Staf
Di dalam organisasi-organisasi kecil, semua karyawan
supervisor adalah merupakan orang-orang lini (line personnel). Tetapi ketika
organisasi mulai membesar, maka semakin terasa pentingnya penyediaan tenaga
spesialis mampu memberikan nasihat-nasihat teknis dan memberikan jasa-jasa
kepada unit-unit operasional lainnya. Orang-orang inilah yang biasanya disebut
“staf personnel” (orang-orang staf yang melaksanakan fungsi-fungsi staf). Dan
orang-orang staf ini dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu : (1) para
penasihat dan (2) “auxilliary personnel”, bertugas melakukan kegiatan-kegiatan
penunjang demi lancarnya meknisme organisasi.
Ciri-ciri Pokok :
·
Organisasinya besar dan kompleks.
·
Jumlah karyawannya banyak.
·
Terdapat dua kelompok karyawan (lini dan staf) sebagaimana dijelaskan
di atas.
·
Karena organisasi sudah semakin besar / kompleks, maka hubungan
langsung di sini sudah tidak mungkin lagi terjadi antar anggota maupun antara
pemimpin dan bawahan.
·
Nampak adanya spesialisasi yang dikembangkangkan dan dipergunakan
secara optimal.
Kebaikan-kebaikannya :
·
Adanya pembagian tugas yang jelas antara kelompok lini yang
melaksanakan tugas pokok organisasi, dan kelompok staf yang melaksanakan
kegiatan penunjang.
·
Asas spesialisasi dapat dijalankan, menurut bakat bawahan yang
berbeda-beda.
·
Prinsip “the right man in the right place” dapat diterapkan
dengan mudah.
·
Koordinasi mudah dijalankan dalam setiap unit kegiatan.
·
Tipe organisasi demikian dapat dipergunakan oleh
organisasi-organisasiyang lebih besar / kompleks.
Keburukannya :
·
Pemimpin lini sering mengabaikan advis staf.
·
Pimpinan staf sering mengabaikan gagasan-gagasan.
·
Ada kemungkinan pimpinan staf melampaui kewenangan stafnya.
·
Perintah-perintah lini, nasihat-nasihat dan perintah-perintah staf
sering agak membingungkan anggota. Hal ini dapat terjadi, karena kedua jenis
hirarki ini tidak selalu seirama dalam memandang sesuatu.
Meskipun terdapat
kelemahan-kelemahan organisasi tipe lini dan staf ini, namun untuk organisasi
yang semakin kompleks seperti dewasa ini lebih cenderung menggunakan bentuk
lini dan staf.
c.
Bentuk Fungsional
Organisasi Fungsional
adalah suatu organisasi dimana kekuasaan dari pimpinan dilimpahkan kepada para
pejabat yang memimpin satuan-satuan dibawahnya dalam suatu bidang pekerjaan
tertentu. Tiap-tiap kepala dari satuan ini mempunyai kekuasaan untuk memerintah
semua pejabat bawahan sepanjang mengenai bidangnya (The Liang Gie, dkk., 1981,
hal. 136). Ciri lain dari organisasi demikian adalah bahwa didalam organisasi
tidak terlalu menekankan pada hirarki struktural, akan lebih banyak didasarkan
pada sifat dan macam fungsi yang harus dijalankan. Sebenarnya bentuk ini tidak
populer, dan kebanyakan hanya dipergunakan dalam lingkungan usaha swasta
seperti toko serba ada, dan yang sejenisnya.
Kebaikan-kebaikannya :
·
Ada pembagian yang tegas antara kerja pikir dan fisik.
·
Dapat dicapai spesialisasi yang baik.
·
Solidaritas antara orang-orang yang menjalankan fungsi yang sama
pada umumnya tinggi.
·
Moral serta disiplin kerja tinggi.
·
Koordinasi antara orang-orang yang ada dalam satu fungsi mudah
dijalankan.
Kelemahannya :
·
Sulit mengadakan pertukaran tugas, karena terlalu
menspesialisasikan diri dalam satu bidang saja.
·
Koordinasi yang bersifat menyeluruh sukar diadakan, karena
orang-orang yang bergerak dalam satu bidang mementingkan fungsi saja
·
Inisiatif perorangan mudah tertekan, karena sudah dibatasi pada
suatu fungsi.
d.
Organisasi Tipe Panitia
Bentuk organisasi ini adalah suatu tipe di mana
pimpinan dan para pelaksana dibentuk dalam kelompok-kelompok yang bersifat
panitia. Maksudnya, pada tingkat pimpinan, keseluruhan unsur pimpinan menjadi
panitia dan para pelaksana dibagi ke dalam kelompok-kelompok yang disebut “task
force” atau satuan tugas.
Ciri-cirinya :
· Struktur organisasinya tidak begitu kompleks. Biasanya hanya
terdiri dari ketua, sekretaris, bendahara,ketua seksi dan para petugas. Struktur organisasinya secaa relatif tidak permanen. Organisasi
tipe panitia hanya dipakai sewaktu-waktu ada kegiatan khusus (proyek-proyek
tertentu), dan setelah kegiatan-kegiatan itu selesai dikerjakan, maka panitia
dibubarkan.
·
Tugas kepemimpinan dilaksanakan secara kolektif.
·
Semua anggota pimpinan mempunyai hak, wewenang dan tanggungjawab
yang sama.
·
Para pelaksana dikelompokkan menurut tugas-tugas tertentu dalam
bentuk satuan tugas (task force).
Keuntungan Tipe Panitia :
·
Keputusan yang diambil selalu berhasil dengan baik dan tepat,
karena sudah dibicarakan secara kolektif.
·
Kemungkinan penggunaan kekuasaan secara berlebihan dari pimpinan
kecil sekali.
·
Usaha kerjasama bawahan mudah digalang.
Kelemahannya :
·
Proses pengambilan keputusan agak lambat karena segala sesuatunya
harus dibicarakan lebih dulu dengan para anggota organisasi.
URAIAN
MATERI KONSTITUSI HMI
Pengertian
Konstitusi adalah bentuk
peraturan perundangan yang tertinggi yang menjadi dasar dan sumber semua peraturan
perundangan yang dibawahnya dalam suatu organisasi/negara.
Konstitusi :
- Aturan pokok
- Hukum pokok
Qur’an & Hadist ® Islam
Pancasila & UUD 1945 ® Indonesia
AD/ART ® Organisasi
Syarat yang harus dimiliki
agar konstitusi menjadi penentu arah, tindakan dan piagam (sebagai dasar
pijakan) :
1.
Bentuknya
Sebagai naskah tertulis yang merupakan perundangan
tertinggi yang berlaku dalam suatu organisasi/negara.
2.
Isinya
Merupakan peraturan yang
bersifat fundamental; artinya tidak semua masalah yang penting harus dibuat,
mulainkan hal-hal yang bersifat pokok, dasar atau azas-azasnya saja.
3.
Sifatnya
·
Universal
·
Fleksibel
·
Luwes
PIAGAM MADINAH
(Untuk perbandingan)
Prinsip-prinsip umum atau
pokok-pokok pikiran:
1.
Monotheisme
Konsep tauhid terdapat
dalam Mukadimmah, pasal 22, 23, 42 dan akhir pasal 47
2.
Persatuan dan kesatuan
Terdapat dalam pasal 1,
15, 17, 25, dan 37
3.
Persamaan dan keadilan
Terdapat pada pasal 13,
15, 16, 22, 24, 37, dan 40
4.
Kebebasan beragama
Terdapat pada pasal 25
5.
Bela negara
Tersirat dalam pasal 24,
37, 38, dan 44
6.
Pelestarian adat yang baik
Terdapat dalam pasal 2 –
10. Adat yang dipertahankan seperti gotongroyong, pembayaran diat dan tebusan
tawanan.
Ruang Lingkup Konstitusi
HMI
Mukadimmah
Alinea 1 :
1)
Islam ajaran yang haq dan sempurna (Ali Imron 19)
2)
Fitrah manusia : Hanief/cenderung pada kebenaran (Al-Araf 172)
3)
Khalifah fil ardh (Al-Baqarah 30)
4)
Pengabdian diri (Az-Zariat 56)
Alinea 2 :
Azas keseimbangan
(Al-Qashash 77)
Duniawi – Ukhrawi,
Individu – Sosial, Iman – Ilmu – Amal
Alinea 3 :
1)
Kemerdekaan merupakan rahmat Allah SWT (At-Taubah 41, Al-Baqarah
105, Yunus 25)
2)
Umat Islam wajib mengisi kemerdekaan (fungsi umat Islam) (Al-Anfal
61, Al-Jum’ah 10, Ar-Radu 11)
3)
Adil makmur
Alinea 4 :
1)
Fungsi generasi muda Islam
2)
Orientasi pengabdian kepada Allah SWT (Az-Zariat 56)
Makna HMI sebagai
Organisasi berasaskan Islam
HMI adalah organisasi yang
menghimpun mahasiswa yang (mengaku) beragama Islam dimana secara
individu dan organisatoris memiliki cirri-ciri keislaman, dan menjadikan
Al-Qur’an dan As-Sunah sebagai sumber norma, sumber nilai, sumber inspirasi dan
sumber aspirasi di dalam setiap aktivitas dan dinamika organisasi.
Anggaran Dasar dan Rumah
Tangga HMI
Anggaran Dasar dan Rumah
Tangga HMI merupakan konstitusi HMI, isinya memuat aturan-aturan pokok
organisasi yang bersifat fundamental. Secara khusus masalah-masalah yang
memerlukan penjelasan lebih lanjut diurai dalam beberapa naskah, yaitu
penjelasan dan pedoman-pedoman organisasi lainnya.
Hal utama yang harus
diketahui kader selain asas dan implikasinya adalah masalah tentang
keanggotaan, dan struktur organisasi.
Yang dapat menjadi anggota
HMI adalah mahasiswa Islam yang terdaftar pada perguruan tinggi dan/atau yang
sederajat yang ditetapkan oleh Pengurus HMI Cabang/Pengurus Besar HMI.
Keanggotaan HMI dibagi menjadi tiga, yaitu :
1)
Anggota Muda
Anggota muda adalah mahasiswa Islam yang menuntut ilmu
di perguruan tinggi atau yang sederajat dan telah mengikuti Maperca
2)
Anggota Biasa
Anggota biasa adalah anggota muda yang telah memenuhi
syarat dan atau anggota muda yang telah mengikuti Latihan Kader I
3)
Anggota Kehormatan
Anggota kehormatan adalah orang yang berjasa kepada
HMI yang telah ditetapkan oleh Pengurus HMI Cabang/Pengurus Besar HMI.
Setiap mahasiswa Islam
yang berkeinginan untuk bergabung di HMI dengan status sebagai anggota harus
mengajukan permohonan secara menyatakan secara tertulis kesediaan mengikuti dan
menjalankan AD/ART serta pedoman HMI lainnya kepada pengurus cabang setempat.
Apabila yang bersangkutan memenuhi syarat dan telah mengikuti Maperca, maka
dinyatakan sebagai anggota muda HMI, kemudian jika anggota muda tersebut telah
megikuti dan lulus Latihan Kader I akan dinyatakan sebagai anggota biasa HMI.
Masa keanggotaan HMI dihitung
sejak kelulusan dari Latihan Kader I dan akan berakhir maksimum 5 (lima) tahun
untuk program S0, 7 (tujuh) tahun untuk program S1, dan 9 (sembilan) tahun
untuk program pasca sarjana. Perhitungan tahun antar program bukan dibuat
akumulasi. Selain habis masa keanggotaan, status anggota HMI juga dapat
berakhir jika anggota yang bersangkutan meninggal dunia, mengundurkan diri, dan
diberhentikan atau dipecat. Dalam keadaan tertentu masa keanggotaan dapat
diperpanjang apabila yang
bersangkutan masih menduduki
kepengurusan di HMI, dan akan diperpanjang sampai masa kepengurusannya
berakhir.
Anggota muda HMI mempunyai
hak bicara tetapi tidak mempunyai hak suara (gimana bisa bicara kalo
bersuara tidak boleh), dan mengikuti Latihan Kader I. Anggota biasa memiliki
hak suara sehingga otomatis punya hak bicara, mengikuti latihan dalam
organisasi sesuai dengan peruntukannya, dan mempunyai hak untuk dipilih sebagai
fungsionaris pengurus HMI sesuai dengan peruntukannya. Anggota kehormatan dapat
mengajukan saran/usul dan pertanyaan kepada pengurus secara lisan atau
tertulis.
Anggota HMI berkewajiban
untuk menjaga nama baik organisasi, berpartisipasi dalam seluruh kegiatan HMI.
Khusus untuk anggota muda dan anggota biasa, juga harus membayar uang pangkal
dan iuran organisasi. Anggota HMI dapat dipecat karena dua hal :
1)
Bertindak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan yang telah
ditetapkan oleh HMI
2)
Bertindak merugikan atau mencemarkan nama baik organisasi
Yang bisa mencabut status
keanggotaan HMI adalah Pengurus HMI Cabang dan Pengurus Besar HMI, dengan
prosedur yang telah diatur secara khusus.
STRUKTUR ORGANISASI
Struktur organisasi HMI
terbagi menjadi 2 (dua), yaitu (1) Struktur Kekuasaan, dan (2) Struktur
Pimpinan.
Struktur kekuasaan secara
hirarki terdiri dari :
1)
Kongres
2)
Konferensi/Musyawarah Cabang
3)
Rapat Anggota Komisariat
Struktur pimpinan secara
hirarki terdiri dari :
1)
Pengurus Besar HMI
2)
Pengurus HMI Cabang
3)
Pengurus HMI Komisariat
Pedoman-Pedoman Dasar
Organisasi
Pedoman Perkaderan
Pedoman perkaderan adalah
aturan yang khusus membahas tentang sistem perkaderan yang dilakukan di HMI.
Sistem inilah yang dilaksanakan secara masif, seragam, standar, dan menyeluruh
oleh seluruh komponen HMI.
Hal-hal yang menjadi pokok
dalam sistem perkaderan HMI adalah :
1.
Tujuan Perkaderan
Terciptanya kader Muslim-Intelektual-Profesional yang
berakhlakul karimah serta mampu mengemban amanah Allah sebagai khalifah fil
ardh dalam upaya mencapai tujuan organisasi.
2.
Aspek Perkaderan
·
Pembentukan integritas watak dan kepribadian
·
Pengembangan kualitas intelektual
·
Pengembangan kemampuan professional
3.
Landasan Perkaderan
Ø
Landasan teologis
Ø
Landasan ideologis
Ø
Landasan konstitusi
Ø
Landasan historis
Ø
Landasan sosio-kultural
4.
Pola Dasar Perkaderan
·
Rekrutmen
·
Pembentukan Kader
-
Training Formal
-
Pengembangan :
ü Up-Grading
ü Pelatihan
ü Aktivitas
·
Pengabdian
Pedoman KOHATI
KOHATI adalah singkatan
dari Korps HMI-Wati. KOHATI merupakan badan khusus HMI yang bertugas untuk
membina, mengembangkan dan meningkatkan potensi HMI-Wati dalam wacana dan
dinamika gerakan keperempuanan. KOHATI didirikan pada tanggal 2 Jumadil Akhir
1386 H yang bertepatan dengan tanggal 17 September 1966 pada Kongres VIII HMI
di Solo, KOHATI berkedudukan dimana HMI berada.
KOHATI bertujuan “Terbinanya
muslimah yang berkualitas insan cita”. KOHATI merupakan organisasi yang
bersifat semi otonom. KOHATI memiliki fungsi sebagai wadah peningkatan dan
pengembangan potensi kader HMI dalam wacana dan dinamika gerakan keperempuanan.
Dalam internal HMI, KOHATI berfungsi sebagai bidang keperempuanan, dan di
eksternal HMI, KOHATI berfungsi sebagai organisasi perempuan. KOHATI berperan
sebagai pencetak dan pembinan muslimah sejati untuk menegakkan dan
mengembangkan nilai-nilai keislaman dan keindonesiaan. Yang dapat menjadi
anggota KOHATI adalah HMI-Wati yang telah lulus Latihan Kader I HMI.
Pedoman Lembaga Kekaryaan
Sejarah Lembaga Kekaryaan
HMI
Terbentuknya lembaga
kekaryaan sebagai satu dari institusi HMI terjadi pada kongres ke tujuh HMI di
Jakarta pada tahun 1963 dengan diputusakannya mendirikan beberapa lembaga
khusus (sekarang lembaga kekaryaan) dengan pengurus pusatnya ditentukan
berdasarkan kuota yang mempunyai potensi terbesar pada jenis aktifitas lembaga
kekaryaan yang bersangkutan diantaranya :
·
Lembaga Kesehatan Mahasiswa Islam (LKMI) dipusatkan di Surabaya
·
Lembaga Da’wah mahasiswa Islam (LDMI) yang dipusatkan di Bandung
·
Lembaga Pembangunan Mahasiswa Islam (LPMI) pusatnya di Makassar
·
Lembaga Seni Budaya Mahasiswa Islam (LSBMI) pusatnya di Yogyakarta
Dan kondisi politik tahun
60-an berorientasi massa, lembaga kekaryaan pun semakin menarik sebagai suatu
faktor bagi berkembang pesatnya lembaga kekaryaan ditunjukkan dari :
·
Adanya hasil penelitian yang menginginkan dipertegasnya status
lembaga kekaryaan, struktur organisasi dan wewenang lembaga kekaryaan
·
Keinginan untuk menjadi lembaga kekaryaan otonom penuh terhadap
organisasi induk HMI
Kemudian sampai pada tahun
1966 diikuti oleh pembentukan Lembaga Tekhnik Mahasiswa Islam (LTMI), Lembaga
Pertanian Mahasiswa Islam (LPMI), Lembaga Astronomi Mahasiswa Islam (LAMI). Akhirnya
dengan latar belakang di atas melalui kongres VIII HMI di Solo melahirkan
keputusan Kongres dengan memberikan status otonom penuh kepada lembaga
kekaryaan dengan memberikan hak yang lebih kepada lembaga kekaryaan tersebut,
antara lain :
a.
Punya struktur organiasasi yang bersifat nasional dari tingkat
pusat sampai rayon
b.
Memiliki Anggaran Dasar dan Anggara Rumah Tangga (AD/ART) sendiri
c.
Bentuk megadakan musyawarah lembaga termasuk memilih pimpinan
lembaga
Keputusan-keputusan di
atas di satu pihak lebih mengarahkan kepada kegiatan lembaga, namun di lain
pihak lebih merugikan organisasi ke tingkat induk bahkan justru menimbulkan
permasalahan serius. Ini dibuktikan dengan adanya evaluasi pada kongres di
Malang pada tahun 1969, dimana kondisi pada saat tersebut lembaga kekaryaan
sudah cenderung mengarah kepada perkembangan untuk melepaskan diri dari
organisasi induknya, sehingga dalam evaluasi kongres IX HMI di Malang tahun
1969 antara lain melalui papernya mempertanyakan :
a.
Status lembaga dan hubungan dengan organisasi induknya (HMI)
b.
Perlu tidaknya penegasan oleh kongres, bahwa lembaga kekaryaan
adalah bagian mutlak dari HMI misalnya LKMI menjadi LK HMI, LDMI menjadi LD
HMI, dsb.
Setelah kongres X di
Palembang tahun 1971, perubahan kelembagaan tidak lagi menjadi permasalahan dan
perhatian Himpunan. Ha ini mengakibatkan lembaga kekaryaan perlahan-lahan
mengalami kemunduran dan puncaknya terjadi saat diterbitkannya SK Mendikbud
tentang pengaturan kehidupan kemahasiswaan melalui NKK/BKK tahun 1978.
Namun realitas
perkembangan organisasi merasakan perlu dihidupkannya kembali, lembaga
kekaryaan yang dikukuhkan melalui kongres XIII HMI di Ujung Pandang. Kemudian
LK menjadi perhatian/alternatf baru bagi HMI karena gencarnya isu profesionalisme.
Melalui kongres XVI di Padang tahun 1986 pendayagunaan LK kembali dicanangkan.
Lembaga Kekaryaan
Yang dimaksud dengan
Lembaga Kekaryaan adalah badan-badan khusus HMI (diluar KOHATI, BPL) yang
bertugas melaksanakan kewajiban-kewajiban HMI sesuai dengan fungsi dan
bidangnya (ladang garapan) masing-masing, latihan kerja berupa dharma bhakti
kemasyarakatan dalam proses pembangunan bangsa dan negara. Sebagaimana terdapat
dalam unsur-unsur pokok Esensi Kepribadian HMI yang meliputi :
1.
Dasar Tauhid yang bersumber pada Al-Qur’an dan Sunnah Rasul yakni
dasar keyakinan bahwa “Tiada Tuhan mulainkan Allah”, dan Allah adalah
merupakan inti daripada iman, Islam dan Ihsan.
2.
Dasar keseimbangan yaitu keharmonisan antara pemenuhan tugas dunia
dan akhirat, jasmaniah dan rohaniah, iman dan ilmu menuju kebahagiaan hidup
dunia dan akhirat.
3.
Kreatif, yakni memiliki kemampuan dengan cipta dan daya pikir
nasional dan kritis, hingga memilki kebijakan untuk berilmu amaliah dan beramal
ilmiah.
4.
Dinamis, yaitu selalu dalam keadaan gerak dan terus berkembang
serta dengan cepat memberikan respon terhadap setiap tantangan yang dihadapi
sehingga memiliki fungsi pelopor yang militan.
5.
Pemersatu, yaitu sikap dan perbuatan angkatan muda yang merupakan
kader seluruh umat Islam Indonesia menuju persatuan nasional.
6.
Progresif dan Pembaharu, yaitu sikap dan perbuatan orang muda
patriotik mengutamakan kepentingan bersama bangsa datas kepentingan pribadi.
Memihak dan membela kaum-kaum yang lemah dan tertindas dengan menentang
penyimpangan dan kebatilan dalam bentuk dan manifestasinya. Aktif dalam
pembentukan dan peranan umat Islam Indonesia yang adil dan makmur yang diridhoi
oleh Allah SWT.
Dilihat dari jenisnya,
maka lembaga kekaryaan yang pernah ada :
a.
Lembaga Kesehatan Mahasiswa Islam (LKMI)
b.
Lembaga Pers Mahasiswa Islam (LAPMI)
c.
Lembaga Da’wah Mahasiswa Islam (LDMI)
d.
Lembaga Pendidikan Mahasiswa Islam (LAPENMI)
e.
Lembaga Pertanian Mahasiswa Islam (LPMI)
f.
Lembaga Teknologi Mahasiswa Islam (LTMI)
g.
Lembaga Seni Budaya Mahasiswa Islam (LSMI)
h.
Lembaga Astronomi Mahasswa Islam (LAMI)
i.
Lembaga Ekonomi Mahasiswa Islam (LEMI)
j.
Lembaga Hukum Mahasiswa Islam (LHMI)
k.
Lembaga Penelitian Mahasiswa Islam (LEPMI)
l.
Dan lembaga-lembaga yang dibentuk sesuai dengan kebutuhan karena
lembaga kekaryaan adalah badan pembantu pimpinan HMI, maka dengan melaksanakan
tugas/fungsional (sesuai dengan bidangnya masing-masing) haruslah terlebih
dahulu dirumuskan dalam suatu musyawarah tersendiri. Musyawarah badan yang
selanjutnya disebut rapat kerja itu, bertugas untuk menjabarkan program HMI
yang telah diputuskan oleh instansi-instansi kekuasaan HMI.
Maksud dan Fungsi Lembaga
Kekaryaan
Adanya lembaga kekaryaan
dimaksudkan untuk mempertajam alat pencapai tujuan HMI, sehingga dalam proses
dapat terbentuk arah yang jelas, agar pelaksanaan, pembinaan dan pengembangan
Lembaga Kekaryaan benar dapat terkoordinasikan.
Adapun fungsi dari lembaga
kekaryaan adalah :
a.
Melaksanakan peningkatan wawasan profesionalsme anggota, sesuai
dengan bidang masing-masing, (Pasal 59 ART HMI) dan lembaga kekeryaan
bertanggung jawab kepada pengurus HMI setempat, (Pasal 60 ayat d ART HMI)
b.
Melaksanakan dan mengembangkan kebijaksanaan HMI untuk
meningkatkan keahlian para anggota melalui pendidikan, penelitian dan latihan
kerja praktis serta darma bakti kemasyarakatan (pasal 60 ayat b ART HMI)
Pedoman Atribut HMI
Pedoman atribut HMI berisi
tentang lagu, lambang dan berbagai macam penerapannya. Lagu yang dijadikan
sebagai Hymne HMI adalah lagu yang diciptakan oleh RM Akbar sebagai berikut :
HYMNE
HIMPUNAN
MAHASISWA ISLAM
Bersyukur dan Ikhlas
Himpunan Mahasiswa Islam
Yakin Usaha Sampai
Untuk kemajuan
Hidayah dan taufiq
Bahagia HMI
Berdoa dan Ikrar
Menjunjung tinggi syiar Islam
Turut Qur’an dan hadist
Jalan keselamatan
Ya Allah berkati
Bahagia HMI
Lambang HMI adalah sebagai
berikut :
1.
Bentuk huruf alif :
-
Sebagai huruf hidup, lambang optimis kehidupan HMI
-
Huruf alif merupakan angka 1 (satu) lambang, dasar/semangat HMI
2.
Bentuk perisai : Lambang kepeloporan HMI
3.
Bentuk jantung : Jantung adalah pusat kehidupan manusia, lambang
proses perkaderan HMI
4.
Bentuk pena : Melambangkan bahwa HMI adalah organisasi mahasiswa
yang senantiasa haus akan ilmu pengetahuan
5.
Gambar bulan bintang : Lambang keimanan seluruh umat Islam di
dunia
6.
Warna hijau : Lambang keimanan dan kemakmuran
7.
Warna hitam : Lambang ilmu pengetahuan
8.
Keseimbangan warna hijau dan hitam : Lambang keseimbangan, esensi
kepribadian HMI
9.
Warna putih : Lambang kesucian dan kemurnian perjuangan HMI
10. Puncak tiga :
-
Lambang Iman, Islam dan Ikhsan
-
Lambang Iman, Ilmu dan Amal
11. Tulisan HMI : Kepanjangan
dari Himpunan Mahasiswa Islam
Pengunaan lambang HMI
dapat diterapkan pada :
a)
Lencana/Badge HMI
b)
Bendera
c)
Stempel
d)
Kartu Anggota
e)
Papan Nama HMI
f)
Gordon/Selempang HMI
g)
Aksesoris atau perlengkapan lain dengan tidak menyimpang dari
lambang dan penggunaannya
Aturan penggunaan dan
lainnya diatur dengan rinci.
Atribut lain yang
digunakan dalam HMI adalah :
1)
Muts/Peci HMI
2)
Baret HMI
Segala sesuatu yang
berkaitan dengan atribut diatur dalam ketentuan khusus.
Hubungan Konstitusi dan
Pedoman lainnya
Pada dasarnya konstitusi
hanya memberikan aturan yang bersifat umum, aturan secara khusus dijelaskan
dalam pedoman-pedoman lainnya. Pedoman lain berfungsi sebagai penjelasan teknis
hal-hal yang dibahas dalam konstitusi, sehingga tidak boleh bertentangan dengan
konstitusi. Secara hirarki hukum konstitusi merupakan aturan tertinggi.
Langganan:
Postingan (Atom)