SELAMAT DATANG DI BLOG IBRAHIM NURLATU

Rabu, 08 Oktober 2014

Contoh postingan pertama

Kepemimpinan

Kepemimpinan (leadership) telah didefinisikan dengan berbagai cara yang berbeda oleh berbagai orang yang berbeda pula. Menurut Stoner, Kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai suatu prosespengarahan dan pemberian pengaruh pada kegiatan-kegiatan dari sekelompok anggota yang saling berhubungan tugasnya.


Ada tiga implikasi penting dari definisi tersebut :
Pertama, Kepemimpinan menyangkut orang lain – bawahan atau pengikut. Kesediaan mereka untuk menerima pengarahan dari pemimpin, para anggota kelompok membantu menentukan status / kedudukan pemimpin dan membuat proses kepemimpinan dapat berjalan. Tanpa bawahan, semua kualitas kepemimpinan seorang mmanajer akan menjadi tidak relevan.
Kedua, Kepemimpinan menyangkut suatu pembagian kekuasaan yang tidak seimbang diantara para pemimpin dan anggota kelompok. Para pemimpin mempunyai wewenang untuk mengarahkan berbagai kegiatan para anggota kelompok, tetapi para anggota kelompok tidak dapat mengarahkan kegiatankegiatan pemimpin secara langsung, meskip[un dapat juga melalui sejumlah cara secara tidak langsung.
Ketiga, Selain dapat memberikan pengarahan kepada para bawahan atau pengikut, pemimpin dapat juga mempergunakan pengaruh. Dengan kata lain, para pemimpin tidak hanya dapat memerintah bawahan apa yang harus dilakukan tetapi juga dapat mempengaruhi bagaimana bawahan melaksanakan perintahnya. Sebagai contoh, seorang manajer dapat mengarahkan seorang bawahan untuk melaksanakan suatu tugas tertentu, tetapi dia dapat juga mempengaruhi bawahan dalam menentukan cara bagaimana tugas itu dilaksanakan dengan tepat.

Kepemimpinan adalah bagian penting manajemn, tetap tidak sama dengan manajemen. Kepemimpinan merupakan kemampuan yang dipunyai seseorang untuk mempengaruhi orang-orang lain agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran. Manajemen mencakup kepemimpinan, tetapi juga mencakup fungsifungsi lain seperti perencanaan, pengorganisasian dan pengawasan.

Tujuan Kepemimpinan
Nampaknya sukar dibedakan antara tujuan dan fungsi kepemimpinan, lebih-lebih kalau dikaji secara praktis kedua-duanya mempunyai maksud yang sama dalam menyukseskan proses kepemimpinan namun secara definitif kita dapat menganalisanya secara berbeda. Tujuan kepemimpinan merupakan kerangka ideal / filosofis yang dapat memberikan pedoman bagi setiap kegiatan pemimpin, sekaligus menjadi patokan yang harus dicapai. Sehingga tujuan kepemimpinan agar setiap kegiatan yang dilaksanakan dapat mencapai tujuan yang inginkan secara efektif dan efisien.

Fungsi kepemimpinan
Agar kelompok berjalan dengan efektif, seseorang harus melaksanakan dua fungsi utama ; (1) fungsi-fungsi yang berhubungan dengan tugas (“task-related”) atau pemecahan masalah, dan (2) fungsi-fungsi pemeliharaan kelompok (“group-maintenance”) atau sosial. Fungsi pertama menyangkut pemberian saran penyelesaian, informasi dan pendapat. Fungsi kedua mencakup segala sesuatu yang dapat membantu kelompok berjalan lebih lancar- persetujuan dengan kelompok lain, pnengahan perberdaan pendapat, dan sebagainya.

Manajemen dan Organisasi
1)        Manajemen
Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya – sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Atau lebih jelasnya manajemen dapat didefinisikan sebagai bekerja dengan orang-orang untuk menentuakn, menginterpretasikan, dan pengorganisasian (organizing), penyusunan personalia atau kepegawaian (staffing), pengarahan dan kepemimpinan (leading), dan pengawasan (controlling).

Pola Umum Manajemen
·         Manajemen pada dasarnya adalah alat atau sarana daripada administrasi;   Sebagai alat administrasi fungsi manajemen adalah menggerakkan unsur statik daripada      administrasi yaitu organisasi ;   Dalam fungsinya menggerakkan organisasi, manajemen merupakan suatu proses dinamika yang meliputi fungsi planning, organizing, actuating dan lain-lain ;  Proses manajemen selalu diarahkan untuk mencapai suatu tujuan tertentu ;Dalam mencapai tujuan tersebut manajer sebagai pelaksana manajemen menggunakan berbagai  unsur yang tersedia dalam organisasi ; Penggunaan unsur-unsur manajemen tersebut selalu   dilaksanakan dengan seefisien mungkin berdasarkan prinsip-prinsip manajemen.


2)        Organisasi
Menurut Chester Bernard, Organisasi adalah sistem kegiatan kerjasama (cooperative activities) dari dua orang atau lebih.

Menurut Dwight Waldo, Organisasi adalah struktur antar hubngan pribadi yang berdasarkan atas wewenang formal dan kebiasaan-kebiasaan di dalam suatu system adminstrasi.
Menurut G.R. Terry, Organisasi adalah berasal dari kata organism yaitu suatu struktur dengan bagian-bagian yang demikian dintegrasi hingga hubungan mereka satu sama lain dipengaruhi oleh hubungan mereka dengan keseluruhan orang terdiri dua bagian pokok yaitu bagian-bagian dan hubungan-hubungan.

Jadi Organisasi adalah wadah serta proses kerjasama sejumlah manusia yang terkait dalam hubungan formal dalam rangkaian hirarki untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Dari beberapa pengertian di atas ada tiga unsur yang menonjol dan perlu diperhatikan, yakni :
·           Bahwa organisasi bukanlah tujuan, mulainkan hanya alat untuk mencapai tujuan atau alat untuk melaksanakan tugas pokok. Berhubungan dengan itu susunan organisasi haruslah selalu disesuaikan dengan perkembangan tujuan atau perkembangan tugas pokok.
·           Organisasi adalah wadah serta proses kerjasama sejumlah manusia yang terikat dalam hubungan formal.
·           Dalam organisasi selalu terdapat rangkaian hirarki, artinya dalam suatu organisasi selalu terdapat apa yang dinamakan atasan dan apa yang dinamakan bawahan.

Fungsi-Fungsi Organisasi :
·           Mengatur tugas dan kegiatan kerjasama sebaik-baiknya ;
·           Mencegah kelambatan-kelambatan kerja serta kesulitan yang dihadapi ;
·           Mencegah kesimpangan kerja ;
·           Menentukan pedoman-pedoman kerja.


Keuntungan-keuntungan Organisasi :
Organisasi yang baik memberikan keuntungan sebagai berikut :
·           Setiap orang akan mengerti tugasnya masing-masing ;
·           Memperjelas hubungan kerja para anggota organisasi ;
·           Terdapat koordinasi yang tepat antar unit kerja ;
·           Menggunakan tenaga kerja sesuai dengan kemampuan dan minat ;
·           Agar kegiatan administrasi dan manajemen dapat dilakuakn secara efektif dan efisien.
Unsur-unsur Organisasi :
Pada hakikatnya organisasi terbentuk dari sekelompok orang, kerjasama dan tujuan bersama.

KHARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN

Sifat-Sifat Rasul sebagai Etos Kerja
Dalam Islam kepemimpinan adalah bagian dari kepribadian Islam, sabda Rasulullah Saw. “ Setiap orang dari kamu adalah pemimpin dan kamu bertanggngjawab terhadap kepemimpinan itu” (Shahih Bukhari & Muslim)

Setiap manusia pasti memerankan suatu kepemimpinan. Hadis Rasulullah mengatakan, “ Setiap anda adalah pengasuh dan bertanggungjawab terhadap rakyatnya. Pemimpin adalah pengasuh dan bertanggungjawab terhadap rakyat. Laki-laki adalah pengasuh dikeluarganya dan bertanggungjawab terhadap asuhannya. Wanita adalah pengasuh di rumah suaminya dan bertanggungjawab pada asuhannya, pembantu adalah pengasuh harta majikannya dan bertanggungjawab pada asuhannya”. (H.R. Imam Bukhari & Muslim).

Dimensi Moral Kepemimpinan
Akhlak seorang m,uslim adalah tidak mengejar kepemimpinan untuk dirinya. Tidak merebut kepemimpinan dari orang yang layak memiliki kepemimpinan itu. Apabila diberi tanggungjawab kepemimpinan, sementara dia lemah dan sanggup memikul, hendaknya dia menolak tanggungjawab itu. Kecuali, pabila dia yang harus memegangnya maka dia wajib melaksanakannya. Bila menghindar berarti berdosa, dan bila dia melaksanakan kewajiban itu dia mendapat pahala. Nash-nash berikut ini menjelaskan hal tersebut di atas :
·           Jangan meminta dan jangan memberikan amanah kepada orang yang berambisi / meminta dijadikan pemimpin.
Dari Abu Hurairah, rasulullah Saw bersabda “ Sesungguhnya kalian akan berambisi memperoleh kepemimpinan dan itu akan menjadi penyesalan nanti pada hari kiamat. Alangkahnya bahagianya orang yang terus menyusui (melaksanakan tugasnya) dan alangkah buruknya orang yang menyapinya (melalaikan tugasnya) “ (H.R Bukhari & Nasai)
·           Jangan menolak bila diberi amanah / kepercayaan
Dari Abu Dzar katanya “Aku masuk menemui Nabi bersama-sama dengan dua orang anak, pamanku, satu diantaranya” Wahai Abu Dzar Sesungguhnya kammu lemah dan tugas itu amanah dan (dapat mengakibatkan) kehinaan dan penyesalan pada hari kiamat. Kecuali bagi orang yang mengambil dengan benar dan melaksanakan amanah yang diberikan kepada” (H.R. Muslim)

Kepemimpinan yang Efektif
·           Menciptakan wawasan untuk masa depan dengan mempertimbangkan kepentingan jangka panjang organisasi.
·           Mengembangkan strategi yang rasional untuk menuju ke arah wawasan tersebut.
·           Memperoleh dukungan dari pusat kekuasaan dan seluruh anggota.
·           Memberi motivasi yang kuat kepada kelompok inti dan seluruh anggota untuk mencpai tujuan organisasi.

Ciri-ciri Pemimpin Islam
·           Setia ; pemimpin dan orang yang dipimpinnya terkait kesetiaan kepada Allah
·           Tujuan Islam secara menyeluruh
·           Berpegang pada syariat dan Akhlak Islam
·           Pengemban amanat / bertanggungjawab.

Prinsip Dasar Operasional Kepemimpinan Islam
·           Musyawarah
·           Adil
·           Kebebasan berfikir

Karakter Kepemimpinan Islam
·           Tahu kemana harus diarahkan, kuasai waktu dan jangan biarkan waktu mengontrol anda dengan menjadikan setiap saat bekerja untuk Islam.
·           Mengarah pada hasil yang kongkrit, memusatkan perhatian diri pada hasil, ketimbang pada pekerjaannya itu sendiri.
·           Membangun kekuatan bukan kelemahan, termasuk diri anda dan para sahabat anda, akui kelebihan orang lain tanpa merasa kedudukan anda terancam.
·           Memusatkan perhatian pada beberapa bidang utama, dimana kerja keras secara terus menerus yang akan memberikan hasil yang cemerlang.
·           Bertawakal kepada Allah dengan meletakkan cita-cita yang tinggi, jangan batasi diri anda pada persoalan yang mudah dan aman.

Sifat “mutu” yang harus dimiliki pemimpin
·           Akhlak yang baik
·           Memiliki daya imajinasi
·           Berfikir menurut fungsinya
·           Mampu bersikap adil kepada semua
·           Memiliki banyak minat
·           Bersikap sebagai pendidik
·           Memiliki emosional yang matang
·           Bersikap sebagai perencana
·           Mampu menghormati diri dan orang lain
·           Teguh, tegas, mampu mengorganisir dengan rapi
·           Bersemangat, energik, bersifat sebagai pelatih
·           Ekspresif (berbicara dan menulis)
·           Logis, berpikir selalu tajam dan selalu siap
·           Bertanggungjawab, kreatif dan pekerja keras
·           Setia kepada semua kepentingan

Tipe-tipe Kepemimpinan
Dilihat bagaimana pemimpin itu menggunakan kekuasaannya, ditentukan tiga buah tipe dasar, yakni :
1)        Tipe Otoriter (autocratic)
Pemimpin yang bertipe demikian dipandang sebagai orang yang memberikan perintah dan mengharapkan pelaksanaannya secara dogmatis dan selalu positif. Dengan segala kemampuannya, ia berusaha menakut-nakuti bawahannya dengan jalan memberikan hukuman tertentu bagi yang berbuat negatif, dan hadiah untuk seorang bawahan yang bekerja dengan baik (correct).
2)        Tipe Demokratis atau Partisifasi
Pemimpin demikian mengadakan konsultasi dengan para bawahannya mengenai tindakan-tindakan dan keputusan-keputusan yang diusulkan / dikehendaki oleh pimpinan serta berusaha memberikan dorongan untuk turut serta aktif melaksanakan semua keputusan dan kegiatan-kegiatan yang telah ditetapkan itu.
3)        Sedang pada tipe yang terakhir,
Pemimpin sangat sedikit menggunakan kekuatannya, bahkan memberikan suatu tingkatan kebebasan yang tinggi terhadap para bawahannya atau bersifat “Free rein” (Laissez Faire) di dalam segal tindakan mereka. Pemimpin demikian biasanya mempunyai ketergantungan yang besar pada anggota kelompok untuk menetapkan tujuan-tujuan dan alat-alat / cara mencapainya. Mereka (para pemimpin ‘ laissez faire’) menganggap bahwa peranan meraka sebenarnya sebagai orang yang berusaha memberikan kemudahan (fasilitas) kerja para pengikut, umpama dengan jalan menyampikan informasi kepada orang-orang yang dipimpinnya, serta sebagai penghubung dengan lingkungan yang ada di luar kelompok.


Unsur-unsur Manajemen
Unsur dasar yang merupakan sumber yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan dalam manajemen adalah :
·           Man (manusia)
·           Material (bahan)
·           Machine (mesin / alat)
·           Methods (tata kerja)
·           Money (uang)
·           Market (pasar)

Unsur Manusia dalam Manajemen
Manusia salah satu dari unsur manajemen yang merupakan motor penggerak bagi sumber-sumbe dan lat-alat baik yang bersifat “ Human Resources “ maupun “Non Human Resources” dalam suatu organisasi.

Tingkatan Manajemen
Manajemen dalam organisasi, Pemimpin (manajer) dapat dibedakan menurut tingkatan dan jenis pekerjaannya, yakni :
1)        Menurut tingkatannya (hierarchie), pimpinan dalam organisasi dapat dikelompokkan sebagai berikut :
·           Manajemen Puncak (Top Management)
·           Manajemen Media (Middle Management)
·           Manajemen Rendah (Lower Management)
2)        Apabila dilihat dari Pembagian Kerjanya,. Yaitu antara kerja “pikir” dan kerja “fisik”, dapat dikelompokkan sebagai berikut :
a)         Admistrative Management, pada tingkat “Top Management
b)        Middle Management, pada tingkat “Pimpinan Menengah”
c)         Supervisory Management, ada di tingkat “Paling Bawah”

Pada tingkatan Admistrative Pemimpin lebih banyak menggunakan kerja pikir daripada kerja fisik dalam memipin organisasinya, misalnya menentukan tujuan organisasi, perumuan kebijakan, penggerakkan kelompok pimpinan pada tingkat lebih rendah dan memikirkan hal-hal yang sifatnya lebih menyeluruh. Untuk itu “Manajerial Skill” lebih dibutuhkan.

Pada tingkat Middle Management, dalam tugas kegiatannya sehari-hari antara kegiatan pikir dan fisik hampir sepadan ; kedua-duanya dilaksanakan hampir serentak dan bersama-sama. Sebaliknya pada tingkat Supervisory Management, dalam tugasnya sehari-hari pimpinan lebih banyak mempergunakan kerja fisik dari pada kerja pikir. Untuk itu ia lebih banyak membutuhkan “technical Skills” daripada “Managerial Skills”.

ORGANISASI SEBAGAI ALAT PERJUANGAN

Ada berbagai macam tipe organisasi, yang umum dikenal yakni :
a.        Bentuk Lini
Yang pertama ini sering pula dinamakan :bentuk lurus”, “bentuk jalur” dan “bentuk militer”. Bentuk lini ini mula-mula diperkenalkan oleh seorang ahli adminstrasi berkebangsaan Perancis, Henry Fayol. Bentuk lini dipandang sebagai bentuk yang paling tua dan dipergunakan secara luas pada masa perkembangan industri pertama. Organisasi ini banyak dipergunakan di lingkungan militer dan perusahaan-perusahaan kecil.

Ciri-cirinya :
·           Garis komando langsung dari atasan ke bawahan atau dari pimpinan tertinggi ke berbagai tingkat operasional.
·           Masing-masing pekerja bertanggungjawab penuh terhadap semua kegiatannya.
·           Otoritas dan tangungjawab tertinggi pada puncak makin lama makin berkurang menurut jenjang.
·           Organisasinya kecil, begitu pula karyawannya sedikit.
·           Hubungan kerja antara pimpinan dan bawahan bersifat langsung.
·           Tujuan, alat-alat yang digunakan dan struktur organisasinya masih sederhana.
·           Pemilik organisasi biasanya menjadi pimpinan tertinggi.

Keuntungan organisasi yang berbentuk lini :
·           Kekuasaan dan tanggungjawab dapat ditetapkan secara definitif.
·           Orang yang mempunyai kekuasaan dan tanggungjawab diketahui oleh semua pihak.
·           Proses pengambilan keputusan berjalan dengan cepat, karena jumlah orang yang perlu diajak berembuk tidak begitu banyak.
·           Disiplin mudah dipertahankan.
·           Solidaritas para anggota masih besar, karena masih saling kenal mengenal.
·           Tersedianya kesempatan yang baik bagi pimpinan organisasi untuk mengembangkan bakat-bakat pemimpin.


b.        Bentuk Lini dan Staf
Di dalam organisasi-organisasi kecil, semua karyawan supervisor adalah merupakan orang-orang lini (line personnel). Tetapi ketika organisasi mulai membesar, maka semakin terasa pentingnya penyediaan tenaga spesialis mampu memberikan nasihat-nasihat teknis dan memberikan jasa-jasa kepada unit-unit operasional lainnya. Orang-orang inilah yang biasanya disebut “staf personnel” (orang-orang staf yang melaksanakan fungsi-fungsi staf). Dan orang-orang staf ini dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu : (1) para penasihat dan (2) “auxilliary personnel”, bertugas melakukan kegiatan-kegiatan penunjang demi lancarnya meknisme organisasi.

Ciri-ciri Pokok :
·           Organisasinya besar dan kompleks.
·           Jumlah karyawannya banyak.
·           Terdapat dua kelompok karyawan (lini dan staf) sebagaimana dijelaskan di atas.
·           Karena organisasi sudah semakin besar / kompleks, maka hubungan langsung di sini sudah tidak mungkin lagi terjadi antar anggota maupun antara pemimpin dan bawahan.
·           Nampak adanya spesialisasi yang dikembangkangkan dan dipergunakan secara optimal.

Kebaikan-kebaikannya :
·           Adanya pembagian tugas yang jelas antara kelompok lini yang melaksanakan tugas pokok organisasi, dan kelompok staf yang melaksanakan kegiatan penunjang.
·           Asas spesialisasi dapat dijalankan, menurut bakat bawahan yang berbeda-beda.
·           Prinsip “the right man in the right place” dapat diterapkan dengan mudah.
·           Koordinasi mudah dijalankan dalam setiap unit kegiatan.
·           Tipe organisasi demikian dapat dipergunakan oleh organisasi-organisasiyang lebih besar / kompleks.

Keburukannya :
·           Pemimpin lini sering mengabaikan advis staf.
·           Pimpinan staf sering mengabaikan gagasan-gagasan.
·           Ada kemungkinan pimpinan staf melampaui kewenangan stafnya.
·           Perintah-perintah lini, nasihat-nasihat dan perintah-perintah staf sering agak membingungkan anggota. Hal ini dapat terjadi, karena kedua jenis hirarki ini tidak selalu seirama dalam memandang sesuatu.

Meskipun terdapat kelemahan-kelemahan organisasi tipe lini dan staf ini, namun untuk organisasi yang semakin kompleks seperti dewasa ini lebih cenderung menggunakan bentuk lini dan staf.
c.         Bentuk Fungsional
Organisasi Fungsional adalah suatu organisasi dimana kekuasaan dari pimpinan dilimpahkan kepada para pejabat yang memimpin satuan-satuan dibawahnya dalam suatu bidang pekerjaan tertentu. Tiap-tiap kepala dari satuan ini mempunyai kekuasaan untuk memerintah semua pejabat bawahan sepanjang mengenai bidangnya (The Liang Gie, dkk., 1981, hal. 136). Ciri lain dari organisasi demikian adalah bahwa didalam organisasi tidak terlalu menekankan pada hirarki struktural, akan lebih banyak didasarkan pada sifat dan macam fungsi yang harus dijalankan. Sebenarnya bentuk ini tidak populer, dan kebanyakan hanya dipergunakan dalam lingkungan usaha swasta seperti toko serba ada, dan yang sejenisnya.

Kebaikan-kebaikannya :
·         Ada pembagian yang tegas antara kerja pikir dan fisik.
·         Dapat dicapai spesialisasi yang baik.
·         Solidaritas antara orang-orang yang menjalankan fungsi yang sama pada umumnya tinggi.
·         Moral serta disiplin kerja tinggi.
·         Koordinasi antara orang-orang yang ada dalam satu fungsi mudah dijalankan.

 Kelemahannya :
·         Sulit mengadakan pertukaran tugas, karena terlalu menspesialisasikan diri dalam satu bidang saja.
·         Koordinasi yang bersifat menyeluruh sukar diadakan, karena orang-orang yang bergerak dalam satu bidang mementingkan fungsi saja
·         Inisiatif perorangan mudah tertekan, karena sudah dibatasi pada suatu fungsi.

d.        Organisasi Tipe Panitia
Bentuk organisasi ini adalah suatu tipe di mana pimpinan dan para pelaksana dibentuk dalam kelompok-kelompok yang bersifat panitia. Maksudnya, pada tingkat pimpinan, keseluruhan unsur pimpinan menjadi panitia dan para pelaksana dibagi ke dalam kelompok-kelompok yang disebut “task force” atau satuan tugas.

Ciri-cirinya :
·    Struktur organisasinya tidak begitu kompleks. Biasanya hanya terdiri dari ketua, sekretaris, bendahara,ketua seksi dan para petugas. Struktur organisasinya secaa relatif tidak permanen. Organisasi tipe panitia hanya dipakai sewaktu-waktu ada kegiatan khusus (proyek-proyek tertentu), dan setelah kegiatan-kegiatan itu selesai dikerjakan, maka panitia dibubarkan.
·         Tugas kepemimpinan dilaksanakan secara kolektif.
·         Semua anggota pimpinan mempunyai hak, wewenang dan tanggungjawab yang sama.
·         Para pelaksana dikelompokkan menurut tugas-tugas tertentu dalam bentuk satuan tugas (task force).

Keuntungan Tipe Panitia :
·         Keputusan yang diambil selalu berhasil dengan baik dan tepat, karena sudah dibicarakan secara kolektif.
·         Kemungkinan penggunaan kekuasaan secara berlebihan dari pimpinan kecil sekali.
·         Usaha kerjasama bawahan mudah digalang.

Kelemahannya :

·         Proses pengambilan keputusan agak lambat karena segala sesuatunya harus dibicarakan lebih dulu dengan para anggota organisasi.

URAIAN MATERI KONSTITUSI HMI
Pengertian

Konstitusi adalah bentuk peraturan perundangan yang tertinggi yang menjadi dasar dan sumber semua peraturan perundangan yang dibawahnya dalam suatu organisasi/negara.
Konstitusi :
-       Aturan pokok
-       Hukum pokok

Qur’an & Hadist                ®           Islam
Pancasila & UUD 1945    ®           Indonesia
AD/ART                                                ®           Organisasi

Syarat yang harus dimiliki agar konstitusi menjadi penentu arah, tindakan dan piagam (sebagai dasar pijakan) :
1.         Bentuknya
Sebagai naskah tertulis yang merupakan perundangan tertinggi yang berlaku dalam suatu organisasi/negara.
2.         Isinya
Merupakan peraturan yang bersifat fundamental; artinya tidak semua masalah yang penting harus dibuat, mulainkan hal-hal yang bersifat pokok, dasar atau azas-azasnya saja.
3.         Sifatnya
·           Universal
·           Fleksibel
·           Luwes

PIAGAM MADINAH
(Untuk perbandingan)

Prinsip-prinsip umum atau pokok-pokok pikiran:
1.         Monotheisme
Konsep tauhid terdapat dalam Mukadimmah, pasal 22, 23, 42 dan akhir pasal 47
2.         Persatuan dan kesatuan
Terdapat dalam pasal 1, 15, 17, 25, dan 37
3.         Persamaan dan keadilan
Terdapat pada pasal 13, 15, 16, 22, 24, 37, dan 40
4.         Kebebasan beragama
Terdapat pada pasal 25
5.         Bela negara
Tersirat dalam pasal 24, 37, 38, dan 44
6.         Pelestarian adat yang baik
Terdapat dalam pasal 2 – 10. Adat yang dipertahankan seperti gotongroyong, pembayaran diat dan tebusan tawanan.

Ruang Lingkup Konstitusi HMI
Mukadimmah
Alinea 1 :
1)        Islam ajaran yang haq dan sempurna (Ali Imron 19)
2)        Fitrah manusia : Hanief/cenderung pada kebenaran (Al-Araf 172)
3)        Khalifah fil ardh (Al-Baqarah 30)
4)        Pengabdian diri (Az-Zariat 56)
Alinea 2 :
Azas keseimbangan (Al-Qashash 77)
Duniawi – Ukhrawi, Individu – Sosial, Iman – Ilmu – Amal

Alinea 3 :
1)        Kemerdekaan merupakan rahmat Allah SWT (At-Taubah 41, Al-Baqarah 105, Yunus 25)
2)        Umat Islam wajib mengisi kemerdekaan (fungsi umat Islam) (Al-Anfal 61, Al-Jum’ah 10, Ar-Radu 11)
3)        Adil makmur

Alinea 4 :
1)        Fungsi generasi muda Islam
2)        Orientasi pengabdian kepada Allah SWT (Az-Zariat 56)

Makna HMI sebagai Organisasi berasaskan Islam
HMI adalah organisasi yang menghimpun mahasiswa yang (mengaku) beragama Islam dimana secara individu dan organisatoris memiliki cirri-ciri keislaman, dan menjadikan Al-Qur’an dan As-Sunah sebagai sumber norma, sumber nilai, sumber inspirasi dan sumber aspirasi di dalam setiap aktivitas dan dinamika organisasi.



Anggaran Dasar dan Rumah Tangga HMI
Anggaran Dasar dan Rumah Tangga HMI merupakan konstitusi HMI, isinya memuat aturan-aturan pokok organisasi yang bersifat fundamental. Secara khusus masalah-masalah yang memerlukan penjelasan lebih lanjut diurai dalam beberapa naskah, yaitu penjelasan dan pedoman-pedoman organisasi lainnya.
Hal utama yang harus diketahui kader selain asas dan implikasinya adalah masalah tentang keanggotaan, dan struktur organisasi.
Yang dapat menjadi anggota HMI adalah mahasiswa Islam yang terdaftar pada perguruan tinggi dan/atau yang sederajat yang ditetapkan oleh Pengurus HMI Cabang/Pengurus Besar HMI. Keanggotaan HMI dibagi menjadi tiga, yaitu :
1)        Anggota Muda
Anggota muda adalah mahasiswa Islam yang menuntut ilmu di perguruan tinggi atau yang sederajat dan telah mengikuti Maperca
2)        Anggota Biasa
Anggota biasa adalah anggota muda yang telah memenuhi syarat dan atau anggota muda yang telah mengikuti Latihan Kader I
3)        Anggota Kehormatan
Anggota kehormatan adalah orang yang berjasa kepada HMI yang telah ditetapkan oleh Pengurus HMI Cabang/Pengurus Besar HMI.

Setiap mahasiswa Islam yang berkeinginan untuk bergabung di HMI dengan status sebagai anggota harus mengajukan permohonan secara menyatakan secara tertulis kesediaan mengikuti dan menjalankan AD/ART serta pedoman HMI lainnya kepada pengurus cabang setempat. Apabila yang bersangkutan memenuhi syarat dan telah mengikuti Maperca, maka dinyatakan sebagai anggota muda HMI, kemudian jika anggota muda tersebut telah megikuti dan lulus Latihan Kader I akan dinyatakan sebagai anggota biasa HMI.
Masa keanggotaan HMI dihitung sejak kelulusan dari Latihan Kader I dan akan berakhir maksimum 5 (lima) tahun untuk program S0, 7 (tujuh) tahun untuk program S1, dan 9 (sembilan) tahun untuk program pasca sarjana. Perhitungan tahun antar program bukan dibuat akumulasi. Selain habis masa keanggotaan, status anggota HMI juga dapat berakhir jika anggota yang bersangkutan meninggal dunia, mengundurkan diri, dan diberhentikan atau dipecat. Dalam keadaan tertentu masa keanggotaan dapat diperpanjang apabila yang
bersangkutan masih menduduki kepengurusan di HMI, dan akan diperpanjang sampai masa kepengurusannya berakhir.
Anggota muda HMI mempunyai hak bicara tetapi tidak mempunyai hak suara (gimana bisa bicara kalo bersuara tidak boleh), dan mengikuti Latihan Kader I. Anggota biasa memiliki hak suara sehingga otomatis punya hak bicara, mengikuti latihan dalam organisasi sesuai dengan peruntukannya, dan mempunyai hak untuk dipilih sebagai fungsionaris pengurus HMI sesuai dengan peruntukannya. Anggota kehormatan dapat mengajukan saran/usul dan pertanyaan kepada pengurus secara lisan atau tertulis.

Anggota HMI berkewajiban untuk menjaga nama baik organisasi, berpartisipasi dalam seluruh kegiatan HMI. Khusus untuk anggota muda dan anggota biasa, juga harus membayar uang pangkal dan iuran organisasi. Anggota HMI dapat dipecat karena dua hal :
1)        Bertindak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh HMI
2)        Bertindak merugikan atau mencemarkan nama baik organisasi

Yang bisa mencabut status keanggotaan HMI adalah Pengurus HMI Cabang dan Pengurus Besar HMI, dengan prosedur yang telah diatur secara khusus.

STRUKTUR ORGANISASI
Struktur organisasi HMI terbagi menjadi 2 (dua), yaitu (1) Struktur Kekuasaan, dan (2) Struktur Pimpinan.

Struktur kekuasaan secara hirarki terdiri dari :
1)        Kongres
2)        Konferensi/Musyawarah Cabang
3)        Rapat Anggota Komisariat

Struktur pimpinan secara hirarki terdiri dari :
1)        Pengurus Besar HMI
2)        Pengurus HMI Cabang
3)        Pengurus HMI Komisariat

Pedoman-Pedoman Dasar Organisasi

Pedoman Perkaderan
Pedoman perkaderan adalah aturan yang khusus membahas tentang sistem perkaderan yang dilakukan di HMI. Sistem inilah yang dilaksanakan secara masif, seragam, standar, dan menyeluruh oleh seluruh komponen HMI.

Hal-hal yang menjadi pokok dalam sistem perkaderan HMI adalah :
1.         Tujuan Perkaderan
Terciptanya kader Muslim-Intelektual-Profesional yang berakhlakul karimah serta mampu mengemban amanah Allah sebagai khalifah fil ardh dalam upaya mencapai tujuan organisasi.
2.         Aspek Perkaderan
·           Pembentukan integritas watak dan kepribadian
·           Pengembangan kualitas intelektual
·           Pengembangan kemampuan professional
3.         Landasan Perkaderan
Ø   Landasan teologis
Ø   Landasan ideologis
Ø   Landasan konstitusi
Ø   Landasan historis
Ø   Landasan sosio-kultural
4.         Pola Dasar Perkaderan
·           Rekrutmen
·           Pembentukan Kader
-            Training Formal
-            Pengembangan :
ü  Up-Grading
ü  Pelatihan
ü  Aktivitas
·           Pengabdian

Pedoman KOHATI
KOHATI adalah singkatan dari Korps HMI-Wati. KOHATI merupakan badan khusus HMI yang bertugas untuk membina, mengembangkan dan meningkatkan potensi HMI-Wati dalam wacana dan dinamika gerakan keperempuanan. KOHATI didirikan pada tanggal 2 Jumadil Akhir 1386 H yang bertepatan dengan tanggal 17 September 1966 pada Kongres VIII HMI di Solo, KOHATI berkedudukan dimana HMI berada.

KOHATI bertujuan “Terbinanya muslimah yang berkualitas insan cita”. KOHATI merupakan organisasi yang bersifat semi otonom. KOHATI memiliki fungsi sebagai wadah peningkatan dan pengembangan potensi kader HMI dalam wacana dan dinamika gerakan keperempuanan. Dalam internal HMI, KOHATI berfungsi sebagai bidang keperempuanan, dan di eksternal HMI, KOHATI berfungsi sebagai organisasi perempuan. KOHATI berperan sebagai pencetak dan pembinan muslimah sejati untuk menegakkan dan mengembangkan nilai-nilai keislaman dan keindonesiaan. Yang dapat menjadi anggota KOHATI adalah HMI-Wati yang telah lulus Latihan Kader I HMI.

Pedoman Lembaga Kekaryaan

Sejarah Lembaga Kekaryaan HMI
Terbentuknya lembaga kekaryaan sebagai satu dari institusi HMI terjadi pada kongres ke tujuh HMI di Jakarta pada tahun 1963 dengan diputusakannya mendirikan beberapa lembaga khusus (sekarang lembaga kekaryaan) dengan pengurus pusatnya ditentukan berdasarkan kuota yang mempunyai potensi terbesar pada jenis aktifitas lembaga kekaryaan yang bersangkutan diantaranya :
·           Lembaga Kesehatan Mahasiswa Islam (LKMI) dipusatkan di Surabaya
·           Lembaga Da’wah mahasiswa Islam (LDMI) yang dipusatkan di Bandung
·           Lembaga Pembangunan Mahasiswa Islam (LPMI) pusatnya di Makassar
·           Lembaga Seni Budaya Mahasiswa Islam (LSBMI) pusatnya di Yogyakarta

Dan kondisi politik tahun 60-an berorientasi massa, lembaga kekaryaan pun semakin menarik sebagai suatu faktor bagi berkembang pesatnya lembaga kekaryaan ditunjukkan dari :
·           Adanya hasil penelitian yang menginginkan dipertegasnya status lembaga kekaryaan, struktur organisasi dan wewenang lembaga kekaryaan
·           Keinginan untuk menjadi lembaga kekaryaan otonom penuh terhadap organisasi induk HMI

Kemudian sampai pada tahun 1966 diikuti oleh pembentukan Lembaga Tekhnik Mahasiswa Islam (LTMI), Lembaga Pertanian Mahasiswa Islam (LPMI), Lembaga Astronomi Mahasiswa Islam (LAMI). Akhirnya dengan latar belakang di atas melalui kongres VIII HMI di Solo melahirkan keputusan Kongres dengan memberikan status otonom penuh kepada lembaga kekaryaan dengan memberikan hak yang lebih kepada lembaga kekaryaan tersebut, antara lain :
a.         Punya struktur organiasasi yang bersifat nasional dari tingkat pusat sampai rayon
b.        Memiliki Anggaran Dasar dan Anggara Rumah Tangga (AD/ART) sendiri
c.         Bentuk megadakan musyawarah lembaga termasuk memilih pimpinan lembaga
Keputusan-keputusan di atas di satu pihak lebih mengarahkan kepada kegiatan lembaga, namun di lain pihak lebih merugikan organisasi ke tingkat induk bahkan justru menimbulkan permasalahan serius. Ini dibuktikan dengan adanya evaluasi pada kongres di Malang pada tahun 1969, dimana kondisi pada saat tersebut lembaga kekaryaan sudah cenderung mengarah kepada perkembangan untuk melepaskan diri dari organisasi induknya, sehingga dalam evaluasi kongres IX HMI di Malang tahun 1969 antara lain melalui papernya mempertanyakan :
a.         Status lembaga dan hubungan dengan organisasi induknya (HMI)
b.        Perlu tidaknya penegasan oleh kongres, bahwa lembaga kekaryaan adalah bagian mutlak dari HMI misalnya LKMI menjadi LK HMI, LDMI menjadi LD HMI, dsb.

Setelah kongres X di Palembang tahun 1971, perubahan kelembagaan tidak lagi menjadi permasalahan dan perhatian Himpunan. Ha ini mengakibatkan lembaga kekaryaan perlahan-lahan mengalami kemunduran dan puncaknya terjadi saat diterbitkannya SK Mendikbud tentang pengaturan kehidupan kemahasiswaan melalui NKK/BKK tahun 1978.

Namun realitas perkembangan organisasi merasakan perlu dihidupkannya kembali, lembaga kekaryaan yang dikukuhkan melalui kongres XIII HMI di Ujung Pandang. Kemudian LK menjadi perhatian/alternatf baru bagi HMI karena gencarnya isu profesionalisme. Melalui kongres XVI di Padang tahun 1986 pendayagunaan LK kembali dicanangkan.

Lembaga Kekaryaan
Yang dimaksud dengan Lembaga Kekaryaan adalah badan-badan khusus HMI (diluar KOHATI, BPL) yang bertugas melaksanakan kewajiban-kewajiban HMI sesuai dengan fungsi dan bidangnya (ladang garapan) masing-masing, latihan kerja berupa dharma bhakti kemasyarakatan dalam proses pembangunan bangsa dan negara. Sebagaimana terdapat dalam unsur-unsur pokok Esensi Kepribadian HMI yang meliputi :
1.         Dasar Tauhid yang bersumber pada Al-Qur’an dan Sunnah Rasul yakni dasar keyakinan bahwa “Tiada Tuhan mulainkan Allah”, dan Allah adalah merupakan inti daripada iman, Islam dan Ihsan.
2.         Dasar keseimbangan yaitu keharmonisan antara pemenuhan tugas dunia dan akhirat, jasmaniah dan rohaniah, iman dan ilmu menuju kebahagiaan hidup dunia dan akhirat.
3.         Kreatif, yakni memiliki kemampuan dengan cipta dan daya pikir nasional dan kritis, hingga memilki kebijakan untuk berilmu amaliah dan beramal ilmiah.
4.         Dinamis, yaitu selalu dalam keadaan gerak dan terus berkembang serta dengan cepat memberikan respon terhadap setiap tantangan yang dihadapi sehingga memiliki fungsi pelopor yang militan.
5.         Pemersatu, yaitu sikap dan perbuatan angkatan muda yang merupakan kader seluruh umat Islam Indonesia menuju persatuan nasional.
6.         Progresif dan Pembaharu, yaitu sikap dan perbuatan orang muda patriotik mengutamakan kepentingan bersama bangsa datas kepentingan pribadi. Memihak dan membela kaum-kaum yang lemah dan tertindas dengan menentang penyimpangan dan kebatilan dalam bentuk dan manifestasinya. Aktif dalam pembentukan dan peranan umat Islam Indonesia yang adil dan makmur yang diridhoi oleh Allah SWT.

Dilihat dari jenisnya, maka lembaga kekaryaan yang pernah ada :
a.         Lembaga Kesehatan Mahasiswa Islam (LKMI)
b.        Lembaga Pers Mahasiswa Islam (LAPMI)
c.         Lembaga Da’wah Mahasiswa Islam (LDMI)
d.        Lembaga Pendidikan Mahasiswa Islam (LAPENMI)
e.        Lembaga Pertanian Mahasiswa Islam (LPMI)
f.          Lembaga Teknologi Mahasiswa Islam (LTMI)
g.         Lembaga Seni Budaya Mahasiswa Islam (LSMI)
h.        Lembaga Astronomi Mahasswa Islam (LAMI)
i.           Lembaga Ekonomi Mahasiswa Islam (LEMI)
j.          Lembaga Hukum Mahasiswa Islam (LHMI)
k.         Lembaga Penelitian Mahasiswa Islam (LEPMI)
l.           Dan lembaga-lembaga yang dibentuk sesuai dengan kebutuhan karena lembaga kekaryaan adalah badan pembantu pimpinan HMI, maka dengan melaksanakan tugas/fungsional (sesuai dengan bidangnya masing-masing) haruslah terlebih dahulu dirumuskan dalam suatu musyawarah tersendiri. Musyawarah badan yang selanjutnya disebut rapat kerja itu, bertugas untuk menjabarkan program HMI yang telah diputuskan oleh instansi-instansi kekuasaan HMI.

Maksud dan Fungsi Lembaga Kekaryaan
Adanya lembaga kekaryaan dimaksudkan untuk mempertajam alat pencapai tujuan HMI, sehingga dalam proses dapat terbentuk arah yang jelas, agar pelaksanaan, pembinaan dan pengembangan Lembaga Kekaryaan benar dapat terkoordinasikan.
Adapun fungsi dari lembaga kekaryaan adalah :
a.         Melaksanakan peningkatan wawasan profesionalsme anggota, sesuai dengan bidang masing-masing, (Pasal 59 ART HMI) dan lembaga kekeryaan bertanggung jawab kepada pengurus HMI setempat, (Pasal 60 ayat d ART HMI)
b.        Melaksanakan dan mengembangkan kebijaksanaan HMI untuk meningkatkan keahlian para anggota melalui pendidikan, penelitian dan latihan kerja praktis serta darma bakti kemasyarakatan (pasal 60 ayat b ART HMI)



Pedoman Atribut HMI
Pedoman atribut HMI berisi tentang lagu, lambang dan berbagai macam penerapannya. Lagu yang dijadikan sebagai Hymne HMI adalah lagu yang diciptakan oleh RM Akbar sebagai berikut :

HYMNE
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Bersyukur dan Ikhlas
Himpunan Mahasiswa Islam
Yakin Usaha Sampai
Untuk kemajuan
Hidayah dan taufiq
Bahagia HMI
Berdoa dan Ikrar
Menjunjung tinggi syiar Islam
Turut Qur’an dan hadist
Jalan keselamatan
Ya Allah berkati
Bahagia HMI




Lambang HMI adalah sebagai berikut :
1.         Bentuk huruf alif :
-            Sebagai huruf hidup, lambang optimis kehidupan HMI
-            Huruf alif merupakan angka 1 (satu) lambang, dasar/semangat HMI
2.         Bentuk perisai : Lambang kepeloporan HMI
3.         Bentuk jantung : Jantung adalah pusat kehidupan manusia, lambang proses perkaderan HMI
4.         Bentuk pena : Melambangkan bahwa HMI adalah organisasi mahasiswa yang senantiasa haus akan ilmu pengetahuan
5.         Gambar bulan bintang : Lambang keimanan seluruh umat Islam di dunia
6.         Warna hijau : Lambang keimanan dan kemakmuran
7.         Warna hitam : Lambang ilmu pengetahuan
8.         Keseimbangan warna hijau dan hitam : Lambang keseimbangan, esensi kepribadian HMI
9.         Warna putih : Lambang kesucian dan kemurnian perjuangan HMI
10.     Puncak tiga :
-            Lambang Iman, Islam dan Ikhsan
-            Lambang Iman, Ilmu dan Amal
11.     Tulisan HMI : Kepanjangan dari Himpunan Mahasiswa Islam

Pengunaan lambang HMI dapat diterapkan pada :
a)        Lencana/Badge HMI
b)        Bendera
c)         Stempel
d)        Kartu Anggota
e)        Papan Nama HMI
f)         Gordon/Selempang HMI
g)        Aksesoris atau perlengkapan lain dengan tidak menyimpang dari lambang dan penggunaannya
Aturan penggunaan dan lainnya diatur dengan rinci.
Atribut lain yang digunakan dalam HMI adalah :
1)        Muts/Peci HMI
2)        Baret HMI

Segala sesuatu yang berkaitan dengan atribut diatur dalam ketentuan khusus.

Hubungan Konstitusi dan Pedoman lainnya
Pada dasarnya konstitusi hanya memberikan aturan yang bersifat umum, aturan secara khusus dijelaskan dalam pedoman-pedoman lainnya. Pedoman lain berfungsi sebagai penjelasan teknis hal-hal yang dibahas dalam konstitusi, sehingga tidak boleh bertentangan dengan konstitusi. Secara hirarki hukum konstitusi merupakan aturan tertinggi.